Membangun Kapasitas Individu untuk Membentuk Modal Mandiri (Individual capacity for capital formation)

Ini Bukan Teori, karena saya tidak suka pake teori orang lain... catatan kecil ini adalah apa yang sehari-hari saya alami dan saya lihat...

Mendorong kebiasaan menabung menjadi budaya mungkin harus dilakukan melalui pendidikan masyarakat secara berkelanjutan melalui pendidikan formal dan non-formal dalam bentuk IEC. Membiasakan menabung adalah sangat baik sebagai langkah untuk membangun kapasitas individu untuk membangun landasan permodalan. Membangun landasan permodalan tersebut dapat dibentuk jika akumulasi saldo tabungan yang dimilki seseorang (di bank atau di bawah bantal, atau dalam tabungan tanah liat alias celengan sama saja) pada satu periode dapat menutupi biaya hidupnya dalam dua periode. Artinya jika seseorang atau satu keluarga memiliki cadangan uang yang merupakan hasil tabungannya dapat menutupi biaya hidup dalam dua periode, maka dikatakan orang tersebut atau keluarga tersebut memiliki kapasitas permodalan individu.

Jika seseorang atau satu keluarga memiliki cadangan finansial seperti di atas ditambah dengan kemampuan re-investasi sebesar jumlah tersebut maka dapat dikatakan bahwa seseorang atau keluarga tersebut merupakan individu (unit) atau satuan investasi dasar skala rumah tangga yang terjamin.

Pengalaman saya selama melakukan pemberdayaan masyarakat, bahwa faktor yang berpengaruh besar dalam membangun kapasitas permodalan individu adalah;
1. Pengetahuan dalam pengelolaan finansial;
2. Konsistensi dalam merencanakan, mengelola, mengendalikan dan mengevaluasi tabungan untuk investasi;
3. Daya tahan terhadap godaan penggunaan uang yang direncanakan alokasinya untuk investasi (jangan sampai digunakan untuk konsumsi);
4. Adanya peluang pengembangan usaha dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang tersedia;
5. Keberadaan contoh keberhasilan yang menjadi daya tarik untuk investasi;
6. Adanya sumber pendapatan awal untuk disimpan (ditabung).

Mungkin masih banyak faktor yang berpengaruh tetapi dari 13 provinsi yang diwakili oleh 256 kelompok usaha bersama yang saya bangun. faktor-faktor tersebut adalah yang terbesar pengaruhnya.

Keberhasilan dalam mengembangkan investasi juga sangat dipengaruhi oleh gender. Artinya keberhasilan menabung/investasi adalah sensitif gender. Kelompok yang didominasi perempuan dalam pengambilan keputusan 50 % lebih berhasil (dalam menabung dan mengelola keuangan) daripada kelompok yang didominasi oleh laki-laki. Disisi lain kelompok perempuan juga berhasil mempertahankan organisasinya dalam jangka yang lebih lama dari laki-laki.

Kelompok yang didominasi oleh perempuan juga lebih konsisten dalam memegang teguh rencana, alokasi keuangan dan akuntabilitas pelaporan dengan tingkat efficacy, dan efficiency yang lebih baik daripada kelompok laki-laki.

Kinerja keuangan organisasi sedikit lebih baik dari laki-laki. Fakta tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kelompok lembaga keuangan mikro yang dipimpin dan dikelola oleh perempuan menunjukkan kinerja organisasi dan keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok laki-laki. Kondisi ini disebabkan oleh adanya niat dan keseriusan dalam mengelola organisasi. Demikian juga halnya dalam kepatuhan terhadap aturan organisasi yang mereka ikuti.

Pada kelompok perempuan prinsip kehati-hatian dalam mengambil keputusan keuangan dan pengembangan bisnis sangat dipegang teguh sehingga cenderung menyebabkan kelambanan dalam perkembangan skala usaha. Keadaan ini dapat menjadi keunggulan sekaligus menjadi kelemahan bagi organisasi.

Sebaliknya keberhasilan pengembangan usaha dan investasi yang mengandung resiko tinggi lebih tinggi cenderung dicapai oleh kelompok yang pengambilan keputusannya didominasi oleh laki-laki. Karena adanya keberanian dalam mengambil langkah dan menghadapi resiko, menyebabkan tingkat kecepatan pengembangan usaha lebih cepat dicapai oleh kelompok laki-laki. Namun demikian, ada beberapa lembaga yang karena kurang menerapkan prinsip kehati-hatian dan perhitungan resiko finansial menyebabkan lembaga tersebut mengalami kerugian dan bahkan bangkrut.

Mungkin dari uraian di atas dapat disarankan bahwa pendidikan menabung dan mengelola keuangan lebih baik dilakukan oleh perempuan dengan contoh/teladan yang realistik yang diambil dari kehidupan nyata. Tetapi untuk pengembangan investasi lebih baik dilakukan bersama oleh laki-laki dan perempuan. Artinya, jika sebuah organisasi ingin mengembangkan investasi, komposisi pengelolanya akan lebih baik jika terdiri dari laki-laki dan perempuan. Demikian juga dalam pengambilan keputusan keuangan rumah tangga lebih baik dilakukan bersama antara laki-laki dan perempuan.

Pengenaan bunga tabungan yang tinggi juga mungkin harus dipertimbangkan sebagai kendala bagi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan karena tingkat sukubunga tinggi akan secara otomatis mendorong turunnya tendensi seseorang atau kelompok usaha untuk melakukan kegiatan yang bersifat produktif. Selain itu bunga tinggi mendorong masyarakat untuk tidak mengalokasikan dananya yang bersifat memancing kegiatan produktif. Disisi lain perbankan akan sangat terpukul jika bunga terlalu tinggi karena penetapan suku bunga untuk kredit akan sangat sulit mencapai titik yang reasonable ditinjau dari sisi finansial maupun ekonomi.

Apa hubungannya suku bunga dengan keadilan ekonomi?

Sukubunga yang tinggi akan menyebabkan lemahnya daya tarik kegiatan produktif terhadap seseorang yang memiliki cadangan finansial dalam jumlah besar. Akibatnya adalah tidak terjadi penyerapan tenaga kerja yang seharusnya terjadi. Jika penyerapan tenaga kerja rendah maka sudah pasti tingkat pengangguran menjadi tinggi. Dampak negatif lain yang sudah pasti terjadi adalah banyak orang yang tidak memperoleh kesempatan kerja juga tidak akan memperoleh kesempatan kerja karena tidak mampu dan tidak akan mau menanggung resiko kerugian yang lebih tinggi. Disini menjadi jelas bahwa pengusaha mikro akan sangat jarang memperoleh kesempatan untuk meminjam uang sebagai modal. Jangankan pengusaha mikro, pengusaha raksasa juga kalau sukubunga tinggi, tidak akan mau meminjam uang, terlebih lagi kalau tingka resiko usahanya juga tinggi.

Ekonomi yang berkeadilan adalah sistem yang menjamin semua pelaku (stakeholder) ekonomi mampu mengelola dan mendistribusikan pendapatan domestik menjadi manfaat yang dapat dinikmati oleh seluruh individu secara proporsional sesuai effort masing-masing. Dalam definisi (hipotetis) ini mengandung arti bahwa indikator kesejahteraan bukanlah rata-rata tetapi indidu artinya kalau seorang ahli atau pejabat berbicara tentang kemakmuran bukanlah atas dasar average, misalnya percapita income Indonesia adalah US$ 2000. Nilai itu bukanlah cermin kemakmuran karena ada yang berpendapatan US$ 200. Disisi lain ada yang berpendapatan US$ 2000000000 per tahun. Jadi ukuran keadilan adalah jika nilai minimum pendapatan individu terendah dua kali lebih besar dari nilai kebutuhan hidup layak ditambah dengan kapasitas pemupukan modal untuk investasi selama satu periode pendapatan yangtelah ditabungkan. Rentang pendapatan dari sebuah negara yang makmur dan accountable ditunjukkan oleh sempitnya income lag antara yang kaya dengan yang miskin...........

Nah, mampukah Indonesia mewujudkan hal tersebut dalam lima tahun? Saya berani mengatakan TIDAK !!!! jika masih menganut sistem ekonomi kapitalis A La imperialis seperti sekarang ini.

Indonesia adalah negara dengan ketimpangan pendapatan yang luar biasa hebat... Di Kampung tempat tinggal saya saja (Cilibende) dalam tiga RW ada individu yang berpengahasilan US$ 120 per tahun, tetapi ada individu yang berpendapatan US$ 500000 per tahun...... Yang berpendapatan sebesar ini, mungkin akan dengan mudah menghindar pajak dan terbebas dari kewajiban sosial terhadap lingkungannya karena mereka tidak mau berinteraksi dengan orang miskin... Taaaapiiiii orang yang berpendapatan US$ 120 sulit menghindari kewajiban sosial.........

Jadi, jika Indonesia ingin memajukan investasi, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, memperbaiki distribusi pendapatan, meningkatkan keadilan ekonomi, maka harus memperbaiki tingkat sukubunganya doooong... Buat sukubunga yang lebih realistis dan adil bagi seluruh masyarakat.

Kalau ingin menumbuhkan pembentukan modal oleh masyarakat secara mandiri, harus ada jaminan dan kesempatan bagi para pengusaha mikro untuk meminjam uang sebagai modal. Imbauan untuk lembaga keuangan dan perbankan, kalau pengusaha mikro atau calon pengusaha mikro mau pinjam uang untuk modal jangan dipersulit doooong.

Aneh memang negeri kita ini, masyarakat disuruh konsumtif dan kalau mau produktif dihambat. Pengajuan kredit konsumtif jauh lebih mudah dibandingkan dengan kredit produktif. Kalau mau kredit KPR 5 milyard jauh lebih mudah prosesnya dan ringan syaratnya dibandingkan dengan pinjam uang 10 juta untuk modal.... Aneh dan ironis memang. Artinya kalau orang yang sudah kaya dan punya modal besar sangat mudah memperoleh pinjaman... Kalau orang miskin jangankan pinjam, datang ke kantor bank saja sudah dicurigai...dengan sigap SATPAMnya menyergap dengan mengatakan, biar saya saja yang melayani...Bapak/ibu tidak perlu ke CS (customer service).... Busyet dah... Ini saya pernah alami sendiri.... di satu Bank Swasta "D" ....sudah itu saya disuruh tunggu dan disuruh datang dua minggu lagi...setelah dua minggu saya datang lagi, ....eeee ternyata belum disampaikan ke bagian kredit... Padahal mau pinjam cuma 30 juta...untuk beli mesin... akhirnya saya baru memperoleh kesempatan menghadapi CS. Dari CS dikatakan bahwa saya disuruh datang satu minggu lagi... Waaaahh hati saya berbunga-bunga... Ternyata setelah satu minggu datang lagi...ternyata pengajuan kredit saya ditolak... Dengan nada kesal saya bertanya: Apakah Perlu Agunan untuk meminjam 30 juta? CS Menjawab: tidak perlu Pak (dalam iklannya, di bank tersebut memang kredit di bawah 50 juta tidak perlu agunan),. Terus saya tanya lagi: Mengapa kredit saya tidak disetujui? Jawab CS: Saya tidak bisa memberikan keterangan apapun karena ini rahasia perusahaan, seraya memanggil SATPAM..... Akhirnya saya Buka kartu bahwa saya hanya ingin mengetahui proses dan prosedur meminjam di Bank Swasta....seraya memperlihatkan agunan senilai 2,5 milyard.... Memerahlah muka CS... Tanpa basa-basi sayapun ngeloyor pergi...

Naah.... itulah uneg-uneg saya......

Komentar