Bagian 2
MENATA MASA DEPAN
Tidak Usah Ingin Kaya Mendadak
Sekarang ini banyak orang yang ingin kaya mendadak. Akibatnya adalah segala cara ditempuh untuk memenuhi hasrat tersebut. Terkadang karena ingin kaya mendadak, orang menempuh jalan yang tidak halal atau melanggar hukum. Kalau sudah begitu, orang akan lupa diri dan sulit untuk kembali ke jalan yang benar menurut agama atau aturan negara.
Memang tidak ada yang melarang orang untuk cepat menjadi kaya. Tapi jangan lupa….. segala sesuatu pasti ada caranya….. Kalau caranya benar menurut aturan agama atau aturan negara… tentu boleh saja, dengan syarat bahwa jalan yang ditempuh memang benar-benar masuk akal dan terbukti benar. Kalau tidak masuk akal….jangan-coba-coba deh…
Di televisi, surat kabar, majalah, radio dan bahkan dari obrolan seringkali orang mengajak kita untuk kaya mendadak atau cara cepat untuk memperoleh uang dalam jumlah besar. Memang topik ini sangat menarik karena ternyata banyak orang yang ingin kaya dengan cara cepat apalagi bagi orang-orang yang bernafsu dan bersifat “panasan”. Bisa jadi ajakan itu benar dan memang benar-benar menghasilkan, tetapi ada juga yang hanya upaya penipuan yang akhirnya bukan membuat kaya tetapi malah membuat kita hancur lebur.
Kalau kita tidak punya pengetahuan yang cukup untuk menghadapi tawaran itu, kita bisa tergiur atau hanyut dalam ajakannya. Oleh karena itu, jika kita tidak memiliki wawasan yang luas atau pengalaman yang cukup dalam berbagai bidang, lebih baik bertanya pada orang-orang yang memiliki pengetahuan luas atau memiliki pengalaman yang sesuai dengan apa yang ditawarkan. Hindarilah ajakan-ajakan untuk menjadi cepat kaya kalau ternyata hanyalah penipuan atau usaha palsu yang tidak ada buktinya.
Boleh saja kita mempelajari berbagai informasi yang diberikan tetapi harus kita sadari bahwa dalam usaha ada keuntungan, tapi pasti juga ada resikonya. Jangan sampai salah melangkah dalam menggunakan uang. Meskipun kita sudah memperoleh pengetahuan mengenai keuangan yang memadai, ternyata setelah dipraktekkan tidak sesuai dengan keadaan dan kemampuan kita.
Misalnya ada orang menawarkan penanaman modal usaha di bidang jasa yang caranya sama sekali tidak kita ketahui atau bisnis berantai yang tidak jelas ujungnya, padahal kita ingin menabung untuk hari tua. Nah untuk menghadapi hal ini kita harus hati-hati dan pandai memilih dan memilah mana yang cocok untuk kita. Jangan hanya mendengar bisa untung besar dan kaya dari sebuah jenis investasi lalu tergiur, padahal belum tentu cocok untuk tujuan keuangan dan keadaan kita…... Berhati-hatilah.
Seandainya ajakan untuk memperoleh uang dalam jumlah besar ditempuh melalui usaha yang nyata, tetap diperlukan langkah latihan dan uji coba untuk membuktikan kebenaran usaha itu. Dari latihan dan uji coba tersebut akan benar-benar dibuktikan apakah menguntungkan atau tidak, Jika benar-benar menguntungkan dari segi keuangan, maka boleh jadi ajakan usaha tersebut memang benar dapat diikuti.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya bagaimana sih untuk menjadi kaya, apakah semudah membalik tangan, atau justru memang diperlukan suatu tekad jangka panjang untuk mencapainya. Boleh-boleh saja mempercepat tercapainya tujuan keuangan kita. Namun hal ini diperlukan suatu pengetahuan, pembelajaran dan latihan yang cukup supaya kita tidak jatuh dalam masalah keuangan yang lebih besar dan membahayakan.
Kebanyakan orang berusaha mencapai tujuan finansialnya dengan mengandalkan atau berharap mendapatkan kenaikan atau tambahan penghasilan. Umumnya mereka melakukan hal itu dengan cara menyimpan di bank. Keuntungan simpanan yang diperoleh jika menyimpan di bank saat ini yang rendah dan dikenai potongan administrasi dan pajak, maka persentase akhir keuntungan yang diperoleh akan berada di bawah tingkat inflasi. Artinya akan semakin sulit untuk mewujudkan keuntungan yang dihasilkan dana tersebut jika hanya mengandalkan simpanan di bank.
Salah satu cara yang tepat untuk menjadi mapan dalam hal keuangan adalah dengan secara teguh terus menerus menabung setiap hari atau setiap ada kesempatan memiliki uang lebih. Dalam istilah modern disebut investasi jangka waktu tertentu. Agar dari tabungan tersebut menghasilkan uang yang lebih besar, maka setelah jangka waktu yang ditentukan oleh kita sendiri, hasil tabungannya dapat dijadikan modal usaha. Jika hasilnya tidak terlalu besar, maka dapat dijadikan modal usaha kecil sekali alias usaha mikro. Jika dari tabungan jangka waktu tertentu terkumpul jumlah uang yang mencukupi untuk usaha yang lebih besar, maka kita dapat memulai usaha yang berukuran lebih besar atau mengembangkan usaha yang ada.
Dari pelajaran di atas dapat ditarik beberapa garis besar sebagai berikut:
1. Jangan tergiur untuk cepat kaya dan banyak uang
2. Menabunglah terus sampai memiliki uang cukup untuk memulai usaha
3. Kembangkan usaha sesuai kemampuan dan pengetahuan kita.
Merencanakan Keuangan Untuk Hari Tua
Umur manusia ada batasnya…… Kemampuan fisik manusia ada batasnya…… Pada saat kemampuan fisik dan umur kita mencapai tua kita tidak mampu lagi berbuat lebih banyak dibandingkan waktu masih muda…. Karena itu seharusnya kita tinggal menikmati hasil usaha pada waktu masih muda….
Bagi seorang pekerja, ada batasan usia produktif yang diakhiri oleh masa pensiun. Pada masa itu gaji yang biasanya diterima setiap bulan atau setiap minggu tidak akan datang lagi. Berbeda dengan seorang pengusaha. Seorang pengusaha tidak memiliki batas umur yang pasti. Selama mampu berpikir dan melakukan kegiatan, masih tetap memperoleh uang, meskipun sudah melewati batas umur produktif.
Dari keterangan di atas, kita dapat melihat, pilihan terbaik bagi setiap orang adalah menjadi pengusaha atau memiliki cadangan keuangan yang cukup kalau kita sudah tidak mampu bekerja lagi. Artinya adalah kita harus tetap memiliki kesempatan untuk memperoleh uang meskipun sudah mencapai batas usia produktif.
Jalan termudah bagi semua orang adalah memulai usaha ketika usia kita masih tergolong produktif dan menikmatinya setelah usia kita mencapai batas produktivitas. Pertanyaannya adalah: “Apakah semua orang bisa menjadi pengusaha?” Jawabannya adalah: “Tentu bisa!” kalau kita mau. Lalu, bagaimana caranya?
Menjadi pengusaha bukan berarti harus menjadi pengusaha formal. Banyak jalan yang dapat menjadikan kita memperoleh uang dengan cara yang halal yang diridhoi Allah SWT. Memanfaatkan sumberdaya yang tersedia di sekeliling kita, memanfaatkan pasar yang ada di sekelililing kita dan rajin melakukan terobosan, kreatif mengembangkan ide, adalah jalan lebar untuk menjadi pengusaha.
Bagi kita masyarakat desa, sangat banyak sumberdaya yang tersedia untuk dijadikan usaha:
1. Mulai dari pemanfaatan buah mangga hasil sortiran (misalnya manisan mangga, dodol mangga, asinan, rujak, sirup, jus, kembang gula (permen), dll)
2. Membuat kerajinan untuk mendukung usaha pemasaran mangga (keranjang, kantong, dll)
3. Membuat kerajinan dari bambu
4. Membuat makanan ringan
5. Berjualan mangga
6. Berjualan sarana produksi pertanian
7. Usaha pemasaran mangga
8. Usaha pendukung pariwisata
9. Dan masih banyak lagi
Dari uraian di atas yang terpenting adalah, memanfaatkan pasar, memanfaatkan peluang dan menggunakan waktu luang untuk kegiatan produktif. Prinsipnya adalah; “yang penting dapat uang dengan cara halal”.
Terus, bagaimana hubungannya dengan persiapan hari tua?
Untuk mencapai hari tua yang cukup keuangannya, kita harus merencanakan keuangan dengan baik. Tentunya ini tidak terlepas dari pemanfaatan hasil usaha atau hasil pekerjaan kita. Kalau kita tetap teguh untuk menabung dari hasil penyisihan uang kita setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan, maka di hari tua akan tersedia uang yang cukup untuk kehidupan kita sehari-hari.
Tulisan bagian ini tidak terlepas dari keseluruhan rangkaian buku pedoman pengelolaan keluarga. Uraian mengenai perencanaan keuangan di hari tua adalah untuk mempersiapkan cadangan keuangan yang diperlukan pada hari tua.
Berhemat dan Menabung
Pendidikan pengelolaan keuangan rumah tangga yang sudah ada dari zaman baheula adalah menabung. Hampir semua orang melakukan cara ini untuk mengatur keuangan rumahtangganya sambil mempersiapkan cadangan untuk hari tua. Menabung merupakan salah satu bentuk investasi yang paling mudah dan paling aman. Karena resikonya hanya timbul karena penurunan nilai uang atau terjadinya pencurian jika menabung di rumah.
Pada masa lalu kita sering mendengar atau melihat kampanye untuk gerakan menabung dari pemerintah. Tujuannya adalah agar kita berhemat dan memiliki cadangan keuangan apabila terjadi resiko yang membutuhkan keuangan yang lebih besar.
Sebuah budaya masyarakat yang sudah berlangsung lama yang masih dapat dipertahankan dengan baik adalah kebiasaan menyimpan uang dalam sebuah tabung yang terbuat dari bambu. Dari situlah istilah tabungan berasal. Biasanya orang tua kita menyisihkan sebagian sisa uang belanja sehari-hari dengan cara memasukkan uang tersebut ke dalam tabung bambu yang diberi lubang kecil untuk memasukkan uang. Sekarang ini wujud tabungan tersebut sudah bervariasi dari mulai berbentuk ayam, kucing atau berbentuk babi (sehingga disebut celengan).
Makna dari menabung adalah mendidik disiplin untuk melakukan pencadangan uang dan penghematan dalam pengeluaran rumah tangga. Namun demikian, bagaimana caranya agar kita disiplin untuk hemat dan dapat menabung dalam jangka waktu tertentu agar memperoleh simpanan uang dalam jangka yang kita tentukan sendiri? Ada beberapa cara penghematan pengeluaran yaitu melalui:
1. Rekening Tabungan
a. Jika rumah kita atau tempat usaha kita berjarak dekat dengan bank, maka bukalah beberapa rekening tabungan untuk beberapa keperluan, kemudian maksimalkanlah nilai saldo masing-masing tabungan.
b. Pilihlah bank yang tidak mengenakan biaya administrasi tinggi agar nilai tabungan kita tidak berkurang terlalu banyak.
c. Pilihlah rekening bank untuk tujuan menabung yang tidak memiliki jaringan ATM luas atau pilihlah yang memiliki jaringan ATM terbatas – termasuk yang tidak memiliki fasilitas online banking dan atau tinggalkan saja kartu ATM di rumah tidak perlu dibawa-bawa kemana-mana.
2. Mengumpulkan uang recehan.
a. Kosongkan kantong baju dan celana, lalu masukkan semua uang yang Anda temukan – baik uang logam maupun kertas; bahkan kalau ada uang pecahan besar yang terselip di kantong karena lupa dimasukkan ke dalam celengan.
b. Setelah menjadi kebiasaan, cobalah untuk selalu membersihkan tempat yang kemungkinan ada uang receh agar segera dimasukkan kedalam tabungan bambu.
c. Kalau memiliki mobil bersihkanlah semua uang receh yang ada di mobil untuk dimasukkan ke dalam tabungan.
3. Didiklah anak untuk berhemat
a. Sejak usia dini, biasanya orang tua memberikan uang jajan kepada anak pada saat akan berangkat sekolah. Semakin besar anak, akan meminta uang jajan yang semakin besar pula. Untuk tujuan mendidik anak disiplin dan berhemat, biasakanlah untuk tidak memberi uang jajan kepada anak dan berikanlah makanan dan minuman bekal dari rumah.
b. Titipkanlah uang kepada anak sebagai pengganti uang jajan dan katakanlah padanya bahwa uang tersebut bukan untuk dijajankan tetapi untuk digunakan dalam keadaan darurat.
c. Agar anak disiplin untuk tidak membelanjakan uangnya, maka tanyakanlah uang yang dititipkan tersebut setelah pulang sekolah dan jika uang tersebut masih tersisa, suruhlah anak tersebut untuk memasukkan sisa uang tersebut ke tabungan miliknya.
d. Tabungan anak selanjutnya akan menjadi cadangan biaya pendidikan masa depan atau akan menjadi cadangan keuangan rumah tangga.
e. Jika diperlukan ajarilah anak untuk membuka rekening tabungan di bank atau lembaga keuangan mikro yang ada di desa.
4. Menahan Diri Dari Godaan Gaya Hidup
Gaya hidup masa kini memang seringkali membuat orang lupa diri. Sering membuat orang lupa bahwa semuanya memerlukan uang yang besar, sedangkan uang yang ada tidak cukup untuk memenuhi hasrat tersebut. Kalau orang berkecukupan dan memang mampu dan sesuai untuk memenuhi tuntutan gaya hidup masa kini, ya biarkanlah…memang mereka mampu. Yang menjadi masalah adalah kalau orang yang serba berkekurangan memaksakan diri untuk tampil seperti orang lain yang mampu.
Gaya hidup mewah dan mengikuti perkembangan teknologi dengan peralatan elektronik dan digital bagi sebagian orang adalah hal biasa. Tentunya hal tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar bagi orang yang tidak mampu.
Sifat konsumerisme dan materialistik memang didorong oleh arus zaman melalui berbagai cara. Bagi pebisnis, berpihaknya orang-orang kepada sikap konsumerisme dan materialistik memang merupakan kemenangan bisnisnya. Akan tetapi bagi masyarakat umum yang menjadi “konsumen sasaran” merupakan kekalahan dan akan menjadi batu sandungan yang besar jika tidak mampu memenuhi tuntutan hasrat tersebut. Banyak orang yang akhirnya mencuri, menipu, merampok, korupsi dan melakukan berbagai tindakan kriminal lainnya demi memenuhi nafsu gaya hidup.
Bagaimana menghindari agar jiwa kita tidak terbawa arus zaman tersebut?
1. Yang pasti jawaban pertama adalah kekuatan iman agar kita mampu seimbang dan mampu menahan diri dalam memenuhi hasrat gaya hidup.
2. Yang kedua adalah selalu mempertimbangkan penting atau tidaknya memenuhi kebutuhan gaya hidup.
3. Yang ketiga adalah kita selalu memperhitungkan pendapatan dan pengeluaran.
4. Yang keempat adalah kembalikan jiwa kita pada kepentingan kita sendiri di masa datang.
Perencanaan keuangan menjadi salah satu alat pendukung kekuatan iman yang cukup baik untuk menahan diri dari godaan tersebut. Dengan perencanaan finansial, maka kita akan mampu menentukan skala prioritas apa saja yang akan dibeli dan mampu kita beli. Kemudian dengan perencanaan finansial tersebut kita akan menentukan waktu yang tepat untuk membelinya. Hal berikutnya adalah kita akan dapat mengendalikan keinginan untuk membeli barang yang tidak diperlukan dan memang tidak direncanakan. Utamakanlah kebutuhan yang memang penting menurut skala prioritas.
Hidup sederhana adalah kunci kebahagiaan. Hidup yang terlalu glamour, penuh gengsi, suka pamer kekayaan, senang dipuja-puji orang lain, dan sebagainya hanya akan menjerumuskan anda pada kebodohan dan kemiskinan di masa mendatang. Jadilah orang yang rendah hati tetapi, bila orang lain tahu kenyataan pada diri anda maka orang itu akan terkagum-kagum.
JANGAN LUPA LIKE AND SHARE JIKA BERMANFAAT
Komentar
Posting Komentar